Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

SISTEM KERJA KARTU TANI PERLU DITINJAU ULANG

Catatan Lapangan
Nurlalela El-Karim Al-Barkani
Cover Image for SISTEM KERJA KARTU TANI PERLU DITINJAU ULANG

Sarita, petani usia senja dengan topi rimba yang sudah lusuh bertengger di kepalanya, menuju ke kios pertanian untuk membeli pupuk subsidi, karena besok pagi padi yang ditanamnya sudah waktunya diberi pupuk. Sarita yakin akan mendapatkan pupuk, karena sebelumnya ia sudah mengecek terlebih dahulu namanya di ERDKK (elektronik-Rencana Definitif kebutuhan kelompok).

 "Untuk bapak Sarita penebusannya pakai kartu tani ya, karena sistem aplikasi T-Pubers  sudah terinjeksi kartu tani", kata pelayan kios. 

 "Pake FC KTP bae si, kartu tanie ana, tapi pin karo amplope ke buang", kata Sarita.

 "Punten pak, enggak bisa ambil pupuk subsidinya kalau tidak pakai kartu tani. Tahun ini wajib pakai kartu tani, tidak bisa pakai fc KTP lagi”,  kata petugas kios.

 "Lah terus kitae mupuke kanggo apa, ya Allah petani sekien pengen tuku pupuk bae angel pisan. Kita kuh tuku, dudu jaluk (minta),’’ keluh Sarita. Raut wajahnya Sarita begitu kecewa, ia duduk menatap kosong ke jalan raya.

Selanjutnya Erni, ia lupa menaruh kartu taninya, sudah dicari diberbagai sudut ruangan rumah, ternyata nihil. Tidak ketemu. Satu-satunya jalan keluar adalah membuat kartu tani ke bank terkait yang punya kerjasama dengan pemerintah untuk menerbitkan kartu tani yakni bank Mandiri. Setelah diarahkan pembuatan kartu tani oleh petugas kios, dirinya bergegas untuk mengurusnya

Tanggal 6 januari 2023, Erni ke bank untuk mengurus kartu tani dan buku tabungan yang hilang. Namun kartu tani tidak bisa langsung didapat. Kartu tani yang baru bisa diperoleh tanggal 17 Januari, atau kurang lebih prosesnya 2 minggu. Dengan demikian Erni tidak bisa membeli pupuk, padahal padinya beberapa hari lagi harus diberi pupuk.

Petani lain seperti Rahayu, Ernadi, Sapi’i, Hanifah juga tidak tahu keberadaan kartu taninya. Mereka harus mencari terlebih dahulu kartu tani tersebut. Mereka bertanya ke beberapa pihak terkait kartu tani ini yakni ke perangkat desa, ketua kelompok dan bank terkait. Setelah bertanya ke bank, ternyata masih ada di sana. Namun demikian untuk pengambilannya, pihak bank masih harus menunggu putusan dari dinas pertanian. Akan tetapi hingga sekarang, belum ada pergerakan dalam pembagian kartu tani meski sudah banyak yang menanyakannya. Dinas pertanian kabupaten Cirebon mengungkapkan masih ada 6000 kartu tani yang tersimpan di bank terkait dan belum jelas wilayah mana yang belum terdistribusi.

Petani juga banyak yang kurang paham dengan nomor pin kartu tani. Mereka harus bolak-balik ke rumah untuk mengambil seperangkat amplop yang berisi kartu tani, buku tabungan, dan lembar nomor PIN kartu tani. Banyak juga yang hilang dan lupa pin. Alhasil mereka harus mengurus ke cabang bank terkait. Masih banyak juga kartu tani yang tidak aktif, padahal nama petani ada dalam ERDKK.

Beberapa petani yang sudah daftar ulang pupuk subsidi pun tidak ada namanya di ERDKK. Padahal dirinya mempunyai sawah garapan yang harus dipupuk. Lagi-lagi petani tidak mendapatkan haknya. Alasannya nama tidak bisa masuk ke sistem ERDKK.

Situasi yang dialami Sarita, Erni dan Rahayu juga dialami oleh banyak petani lainnya dengan beragam masalahnya terkait kartu tani. Petani kebingungan dengan sistem kartu tani ini, sementara kebutuhan pupuk untuk tanamannya tidak dapat menunggu.

 Saya bersama adik , sudah tiga tahun berjalan mengurus kios pupuk subsidi milik orang tua. Kios kami berada di Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Wilayah kerja kios  mencangkup empat desa. Setiap hari puluhan petani berdatangan ke kios untuk membeli pupuk subsidi dan belanja kebutuhan pertanian lainnya. Mayoritas petani di wilayah kami berumur 40-65 tahun, laki-laki dan perempuan. Petani umur 30-an masih bisa dihitung dengan jari.

kartu-tani-3.jpeg

Pupuk subsidi disalurkan melalui kios resmi sampai ke petani. Tiap musim tanam 1 dan 2, kami sudah terbiasa menyalurkan pupuk subsidi ke tangan petani. Namun demikian sekarang ini dengan sistem kartu tani, saya merasakan kesulitan melayani petani dengan baik dalam perolehan pupuk subsidi. Sebagai informasi, kartu tani adalah alat untuk membeli pupuk subsidi berdasarkan kuota yang sudah ada dalam ERDKK. Kartu tani biasanya dibagikan oleh petugas bank terdiri dari  amplop besar berisi buku tabungan, kartu tani, dan lembar pin rahasia. Kartu tani tidak hanya untuk membeli pupuk subsidi saja. namun bisa juga untuk menabung, dan meminjam uang di bank terkait dengan syarat tertentu.

Sebelum adanya kartu tani, petani bisa bebas membeli pupuk subsisi dimana saja dan kapan saja, sesuai kebutuhan. Setelah diberlakukan kartu tani sejak September tahun 2020, petani diuji coba membeli pupuk pakai kartu tani .Sejak saat itu kartu tani mulai diberlakukan, karena masih uji coba pembelian pupuk subsidi masih bisa menggunakan fc KTP yang sesuai data ERDKK. Namun awal tahun 2023 sistem terkunci di aplikasi T-PUBERS, petani waib memiliki kartu tani beserta pinnya dan fc KTP untuk menebus pupuk subsidi di kios tani.

kartu-tani.jpeg

"Ini penampilan aplikasi T-Pubers yang sudah terinjeksi kartu tani, statusnya begini. Kalau tidak ada kartu tani, petani tidak bisa menebus pupuk subsidi".

Tahun 2023 ini kami kewalahan menjelaskan pada petani untuk wajib kartu tani. Padahal sosialisasi kartu tani bukan tugas/kewajiban kios, apalagi menjelaskan pada pak petani dan ibu petani yang lanjut usia dan banyak lupanya. Ditambah mereka dipaksa mengurus kartu tani yang makan waktu lama dan ribet.

 Masalah lainnya data E-RDKK juga masih belum tempat sasaran sampai saat ini. Petani selalu terombang-ambing dengan sistem. Hak petani untuk mendapatkan pupuk subsidi jadi terhambat. Memang tidak semua petani yang sulit mendapatkan pupuk subsidi. Namun masih banyak petani yang tersendat mendapatkan pupuk subsidi seperti yang disebutkan di atas. 

 Sementara itu sebagai pengelola kios tani yang bertugas menyalurkan pupuk subsidi, kami juga punya tantangan tersendiri.  Jika pupuk subsidi tidak tersalur melalui kios sesuai alokasi yang ditentukan, tahun berikutnya akan ada pengurangan alokasi pupuk subsidi. Pun jika kios belum setengahnya menyalurkan pupuk subsidi sesuai alokasi, akan dikenakan sangsi pemutusan kerjasama dengan distributor.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman saya dalam menyalurkan pupuk subsidi, permasalahan kartu tani adalah sebagai berikut:

 1.     Banyak petani yang belum menerima Kartu Tani

2.     Banyak petani yang Kartu Taninya hilang atau rusak

3.     Kartu Tani terblokir

4.     Banyak petani yang tidak paham nomor PIN. 

5.     Pelayanan terhambat jika sinyal EDC terganggu.

6.     Data ERDKK tidak sesuai dengan lahan yang digarap masing-masing petani. 

7.     Penerbitan kartu tani yang hilang/perbaikan harus menunggu kurang lebih sampai 2 minggu terhitung. 

8.     Lambatnya respon pihak bank terkait. 

9.     Banyak petani tidak mau mengurus kartu ke cabang bank. 

Permasalahan penyaluran pupuk subsidi tidak kunjung ada perbaikan. Petani kebingungan dengan aturan baru di tahun 2023 ini. Tulisan ini mewakili petani yang sedang kebingungan mendapatkan hak mereka dalam mendapatkan pupuk subsidi. Alih-alih pemerintah mempermudah penyaluran pupuk subsisi dengan wajib kartu tani, justru ini menyulitkan petani, karena banyak masalah pada sistem kerja kartu tani. Menurut saya, pemerintah perlu meninjau ulang sistem penggunaan kartu tani. []


Bagikan

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru