Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

Kandang Kambing Terpusat di Truag Dawuan

catatan lapangan
Jenika Elfani Mahri
Cover Image for Kandang Kambing Terpusat di Truag Dawuan

Lokasi: Desa Dawuan, Dusun Truag, RT/RW 04/01, Cirebon

Narasumber: Pak Rohman, Pak RW, Pak Suwanda, Pak akhir, pak andri

Tanggal/Waktu: 24 Juli 2025/sekitar pukul 3 sore.

Penulis: Jenika Elfani Mahri

***

Kami. Muis, Arul dan saya, Jeni. Akan melakukan riset aksi tepatnya di dusun Truag, Desa Dawuan. Riset aksi kami fokus mengenai limbah kohe kambing yang ada di kandang pusat dusun Truag. Pada hari kamis tanggal 24 Juli 2025, kami bertiga berjanjian di sebuah warung kecil dusun Truag.

Cuaca pada saat itu terik sekali. Saya berangkat bersama Arul mengendarai sepeda motor sekitar pukul dua siang. Saya dan Arul sampai titik kumpul di warung pukul tiga sore. Tujuan hari ini, saya dan Arul ingin mengetahui letak kandang pusat, kebetulan yang tahu letaknya Muis.

Di jalan menuju kandang pusat saya memperhatikan banyaknya sampah serta jalan yang tidak mulus lalu setelah sampai di sana berjejer memanjang kandang pusatnya. Kanan dan kirinya adalah sawah. Kebetulan saya dan teman-teman melihat ada seorang bapak-bapak yang sedang mengasihi pakan kambing.

“Permisi pak.”

“Eh iya ada apa ya.”

“Ini saya Muis, ini Jeni dan ini Arul.”

Muis memperkenalkan kami.

“Saya pak Rohman.”

Terlihat banyak sekali limbah kohe kambing yang berserakan di area kandang. Lalu Muis menjelaskan kedatangan kami.

“Sebelumnya saya sudah izin ke Pak RT, mau riset mengenai klepong Pak Rohman.”

Kami mulai berdialog dengan pak Rohman dengan bebasan.

“Di sini kandangnya yang punya RT berapa saja pak?” pak Rohman menjawab kandang yang berjejer di sini ada 4 RT. Warga RT 1,2,3,4 namun Warga RT 1 sudah tidak menaruh kambingnya di sini lagi, kebanyakan di sekitar rumah mereka agar lebih dekat.

Pak Rohman juga bercerita pernah terjadi maling kambing di kandang terpusat.

“Orangnya sudah ditangkap. Yang maling bapak-bapak naik motor.”

Kami menanyakan limbah kohe kambing, Pak Rohman menjelaskan limbah kohe kambing tersebut belum pernah diolah, terkadang ada yang mengambil pakai mobil dari luar daerah. Pak Rohman hanya mengetahui limbah kohe kambing bisa dijadikan pupuk.

“Di sini kira-kira suka ada bantuan dari desa untuk ternaknya ga pak? Kaya vaksin?”

Pak Rohman menggelengkan kepala. Sistem kandang di sini juga masing-masing. Beliau bilang kandang ini sudah berdiri lama sekitar 10 tahun. Dijadikan kandang pusat agar bau dari limbah kambingnya jauh dari permukiman warga. Pekerjaan utama pak Rohman sendiri sebagai petani dan menjadi peternak hanya sampingan saja.

“pagi saya bertani, siangnya saya ngarit dan sorenya ngasih pakan kambing.” Jelas pak Rohman.

Obrolan kami hanya sampai di sini karena pak Rohman ingin pergi memanen cabainya.

Seperginya pak Rohman, kami berkeliling ke kandang pusat. Di sebelah kiri dari tiga kandang ada sebuah tempat seperti basis atau pos untuk berkumpul. Di depannya ada sebuah papan yang bertuliskan nama-nama untuk iuran listrik dan air. Ada dua puluh empat nama yang tercantum. Di bawahnya tertulis pesan untuk iuran tersebut.

“seluruan kang due kandang wedus maksimal bayar 100.000 perkandang kae dipai lampu setiap kandang wedus. Samberan padang bokat ana wedus lairan/lahiran. Cepetan kang durung bayar di pipil samberan cepet lunas. Ok sedulur.”

***

Saya dan teman-teman memutuskan untuk mencari warga. Ingin mengenal warga dusun Truag lebih dekat. Setelah kami keluar dari gang tempat kandang terpusat. Muis melihat ada sekumpulan bapak-bapak yang sedang mengobrol. Muis pun memberhentikan motornya di sana. Saya yang dibonceng Arul mengikuti Muis. Bapak-bapak yang sedang berkumpul tersebut adalah pak RT 04, Pak RW01 dan Pak Kadus Truag.

Dibanding saya dan Arul, Muis sudah mengenal lebih dulu mereka.

“Eh Is kemana aja baru keliatan.”

“Hehe iya nih pak.”

Muis pun menjelaskan kedatangan kami ingin melakukan riset limbah kohe kambing.”

“Buat gawek pupuk tah?” Tanya Pak Suwanda, Pak RT04.

“Bukan pak, buat gawek briket arang dari klepong.”

Pak RW menyaut. “bisa tah?”

Kami menjelaskan proses pembuatan briket kohe kambing ke beliau. Lalu pak kadus atau pak Akhir bercerita bahwa beliau pernah melihatnya di social media bahwa limbah kohe kambing bisa dijadikan briket.

“Bau ga itu briketnya?” Tanya pak kadus.

“Engga pak.”

Dari respon yang kami tangkap, pak RT04, pak RW01 dan pak Kadus mendukung kami untuk melakukan riset di dusun Truag. “Boleh boleh aja, syukur syukur jadi tambahan penghasilan.” Tutur pak Suwanda

Pak Suwanda bilang warga yang menaruh kambingnya di kandang terpusat lebih banyak warga RT04 dan RT03. Karena ada kejadian lampau maling kambing menyebabkan warga RT01 memindahkan kambingnya dekat rumah mereka. “karena mungkin kalo naro disini juga jauh ya, jadi mereka kandangnya pindah.”

Menurut penjelasan pak RW, para warga yang menaruh kambingnya dikandang terpusat memiliki iuran untuk keperluan listrik dan air. Di sela-sela pembicaraan kami, saya menangkap ada keluhan yang di lontarkan pak Suwanda.

“Di sini mah gada istimewa-istimewanya. Liat saja itu jalan pada rusak, kemarin sudah lapor katanya bulan Juli. Bulan Juli kapan.” Ucap pak Suwanda sembari bergurau tawa.

“Iya, ini sudah saya lapor kemarin pak, gatau kapan.” Tutur pak Kadus.

“Namanya juga pemerintah.” Pak RW menyaut.

Pak RT, pak RW dan pak Kadus juga membahas soal sampah yang ada di dusun Truag. Mereka terlihat resah oleh banyaknya sampah yang berserakan di desa mereka.

“Dulu waktu sepuluh tahun yang lalu saya mancing di kali masih ada ikannya macam-macam. Coba sekarang mancing pasti dapatnya sampah.” Jelas pak Suwanda.

Pak Suwanda bilang, beliau sudah memberi tahu warganya untuk dibakar saja, namun masih saja ada yang membuang sampah sembarang.

“Kayanya waktu itu saya baca diberita ada bantuan buat olah sampah jadi paving blok ya pak?” tanya Arul.

“iya ada, tapi itu sudah ga jalan padahal dapat bantuan alatnya.” Jawab pak kadus.

Terakhir, sebelum pak rt pak rw dan pak kadus pamit. Kami menayakan waktu luang warga dusun truag, sebab yang muis ketahui warga truag sendiri padat jadwalnya. Pak rw memberitahu kami jadwal yang kemungkinan bisa ialah sore hari, sehabis para peternak dusun truag ngarit. Pak rt juga berbicara tempat yang pas untuk uji coba nanti adalah di dekat kandang kambing terpusat saja. Agar para peternak lain mulai tertarik dengan uji coba briket limbah kohe kambing.

“mau pamit dulu ya, kalo mau lanjut ngobrol sama pak andri saja rt03, dekat rumahnya.” Ucap pak rt sebelum pergi

***

Sebelum kami balik, tujuan terakhir kami pergi ke rumah pak Andri atau pak RT03. Rumahnya tidak jauh dari tempat kami mengobrol tadi. Seperti biasa, Muis memperkenalkan saya dan Arul. Kami menjelaskan kembali maksud kedatangan kami.

Kami mengkonfirmasi dari data yang kami per oleh, nama-nama yang berada dipapan. Menurut keterangan pak Andri, banyaknya warga RT04 yang menaruh kambingnya di kandang terpusat. Terdapat 14 orang untuk RT04 dan terdapat 7 orang untuk RT03 termasuk pak Andri yang menaruh kambingnya di sana. Lalu sisanya ada yang sudah meninggal atau sudah pindah rumah. Jadi dapat dipastikan dari nama-nama yang tertulis dipapan berjumlah 21 warga yang menaruh kambingnya di kandang terpusat.

“Dulu saya pas masih kecil, seringnya ngangon kambing. Kalo sekarang sudah gas empet. Pagi tani siangnya baru ngarit.” Pak Andri bercerita tentang masa kecilnya yang sering ngangon kambing.

“Ada tuh sepuh yang masih ngangon kambing, kambingnya banyak sekitar 16 an. Mungkin buat kegiatan sehari-hari ya biar sehat juga jadinya kambingnya dia angon.”

Hari sudah sore, kami memutuskan pamit ke pak Andri dan menuju rumah masing-masing. Dari refleksi yang saya ambil hari ini, banyak benang merah yang bisa dijadikan obrolan lebih dalam, salah satunya keresahan pak Suwandi perihal sampah dan cerita-cerita yang ada di dusun Truag seperti cerita zaman pak Andri remaja yang mengangon kambing.


Bagikan

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2025 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru