Kado untuk Petani
Hampir satu bulan kami warga belajar Yayasan Wangsakerta merealisasikan desain reaktor pirolisis yang kami dapat dari guru kami, Bapak Ahmad Mahmudi. Siang malam kami memutar otak, memeras keringat agar desain itu bisa terwujud.
Mengeluarkan suara-suara aneh di speaker, menggarap motor mogok, menyambung perseneling mobil yang patah, membetulkan kipas angin yang rusak, merakit rak tanaman dan juga pekerjaaan-pekerjaan lain yang datang di bengkel wangsakerta merupakan cara kami menghilangkan penat dan kesuntukan ketika bingung merealisasikan desainnya bagaimana.
Maklum kami semua melakukannya dengan otodidak. alias tanpa mentoring dari seorang ahli pertukangan, perbengkelan dan permesinan.
Semua keruwetan dalam proses pewujudan reaktor pirolisis kami hadapi dengan satu keyakinan bahwa pirolisis ini harus jadi demi para petani, demi lingkungan yang lebih ramah, dan demi memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam. Reaktor pirolisis ini akan kami gunakan untuk mengubah semua bahan organik yang tersedia di alam untuk dijadikan dua sampai tiga produk turunan.
Produk pertama adalah arang. Arang ini bisa dari bahan organik apa pun, terkhusus serbuk gergaji kayu yang belum termaksimalkan pemanfaatannya, kemudian bonggol bambu yang ketika dijadikan arang sangat baik untuk filterasi air, dan ranting-ranting pohon atau bahan organik lain yang banyak tersedia di sekitar yang juga hari ini sudah jarang sekali orang memanfaatkannya sebagai kayu bakar.
Produk kedua adalah briket yang merupakan produk turunan dari arang. Produk ini diharapkan bisa digunakan untuk keperluan memasak sehari-hari sehingga bisa menghemat pengeluaran rumah tangga dalam belanja energi (gas elpiji).
Produk ketiga adalah Asap Cair. Asap cair merupakan cairan yang dihasilkan dari proses pengembunan asap pembakaran bahan organik di reaktor pirolisis. Produk ini merupakan produk utama yang menjadi landasan mengapa reaktor pirolisis harus diwujudkan. Kenapa? Karena asap cair merupakan pestisida nabati yang dapat mengendalikan hama pengganngu tanaman.
Harapannya, asap cair ini bisa digunakan oleh para petani untuk mengendalikan hama sehingga mereka tidak lagi menggunakan pestisida kimia yang merusak ekosistem dan tidak lagi mengeluarkan biaya produksi yang tinggi untuk membeli pestisida di toko pertanian.
Selain itu produk penyulingan pertama bisa disuling kembali dan menjadi asap cair grade 2 yang bisa dimanfaatkan untuk pengawetan makanan, dan jika disuling kembali dan menjadi grade 1, bisa dikonsumsi dan berguna untuk kesehatan.
Kami sangat berterimakasih kepada Yayasan Wangsakerta yang selalu menjadi tempat yang nyaman untuk berproses dan belajar segala hal dan terimakasih kepada seluruh guru yang selalu memberi kami inspirasi untuk terus melakukan praktik-praktik baik.
Kebetulan pengerjaan reaktor pirolisis selesai tanggal 24 September dan bertepatan Hari Tani Nasional, maka karya ini kami persembahkan untuk alam, untuk kelompok masyarakat rentan, dan terkhusus untuk para petani.
Panjang Umur Petani, Panjang umur Praktik-praktik baik[]