Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta
Strategi UmumCatatan LapanganNgengerJelajah EnsiklopediaDonasi
kontak

Catatan Kuliah Singkat: Peradaban Barat dan Kerusakan Ekologi

Berita
Fahmi Labibinajib
Cover Image for Catatan Kuliah Singkat: Peradaban Barat dan Kerusakan Ekologi

Kamis 16 Maret 2023 Wangsakerta mengadakan kuliah singkat bersama Prof. Dr Martha Catherine Beck dari Lyon University Amerika Serikat. Kuliah singkat ini menarik karena membahas tentang peradaban barat dan kerusakan ekologi yang disampaikan langsung oleh orang baratnya sendiri. Dengan ditemani teh bunga telang, Pak Wakhit Hasim, bu Farida Mahri serta Mas Omen sebagai penerjemah, Prof Martha memulai kuliahnya dengan menjelaskan bagaimana perubahan paradigma sebelum dan sesudah peradaban modern masuk.

Dulu manusia menganggap bahwa manusia adalah bagian dari alam tetapi setelah peradaban modern masuk manusia merasa bahwa dirinya adalah pusat dan alam ada untuk dieksploitasi. Dengan alasan rasionalitas manusia menganggap bahwa mengeksploitasi alam adalah sebuah keharusan karena alam merupakan anugerah tuhan yang digunakan untuk mereka exploitasi. Setidaknya ada tiga hal yang mendorong ini terjadi yaitu sains teknologi dan industri. Prof. Martha mencontohkan tentang bagaimana masyarakat Amerika menganggap masyarakat adat dan orang yang peduli lingkungan merupakan orang-orang yang terbelakang, pemalas, anti modern dan kehidupan yang berkelanjutan. Masyarakat modern menganggap golongan orang-orang seperti itu harus diatur dan dibenahi menurut standar mereka. Atas dorongan ingin merubah ini lah manusia modern mencoba untuk mengambil alih segala sumber daya alam dari negara-negara berkembang dengan ajakan atau slogan iklan yang manipulatif.

Kami ingin membuat semua orang bahagia, kami ingin memaksimalkan potensi kalian, kami ingin membuat kulit kalian lebih putih, tapi kami tidak memaksa, itu semua pilihan kalian. Dengan bersembunyi lewat iklan iklan manipulatif itu, manusia modern memainkan emosi yang seolah-olah semua tawaran tersebut terlihat rasional, disinilah kolonialisme gaya baru bekerja dengan menyembunyikan maksud dan ideologinya. Tidak hanya dalam lingkup ruang publik manusia modern juga menganggap pernikahan sebagai sebuah kontrak pembagian properti antara perempuan dan laki-laki dengan menandatangani akta nikah atau perjanjian nikah. Dengan adanya kontrak ini memungkinkan keduanya untuk saling mengontrol satu sama lain. Mungkin ini pula yang menyebabkan tidak adanya undang-undang pemerkosaan dalam perkawinan.

Manusia modern juga mencoba untuk melepaskan diri dalam hubungan sosial dengan menganggap bahwa manusia yang miskin adalah manusia yang tidak produktif. Mereka berfikir selalu dengan kalkulasi untung dan rugi. Seperti halnya Bill Gates dia merupakan seorang yang perhitungan namun disisi lain dia juga seorang yang peduli tentang krisis iklim dia menyarankan agar negara-negara membuat aturan tentang karbon. Tetapi menurut Prof. Martha usaha Bill Gates ini sangat terlambat, tidak dilakukan sejak dulu. Lantas bagaimana sekarang?

Di era sekarang orang-orang yang peduli dengan lingkungan seperti NGO, PBB dan LSM mencoba untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan namun usaha mereka dihadang oleh para pebisnis kapitalis rakus.

Dengan kondisi seperti ini bagaimana di masa depan? Menurut Prof Martha manusia harus menggunakan paradigma ekologi dan biosfer untuk agar pembangunan manusia menjadi berkelanjutan. Ia juga mengatakan walaupun kita dikepung oleh sistem kapitalisme yang merusak tetapi sesulit apapun kondisinya kita jangan sampai kehilangan harapan dan jangan takut. Ketakutan sengaja diciptakan oleh sistem agar kita tidak berkembang. Ia juga mengingatkan agar terus belajar dan melatih diri untuk menjadi pemimpin ada banyak kesempatan diluar sana yang menunggu untuk diambil oleh anak-anak muda. Karena pendidikan itu penting dan akan memberikan banyak peluang bagi anak muda.

Prof. Martha meminta maaf karena generasinya yang sudah tahu banyak hal namun tidak membuat perubahan banyak dan membiarkan orang-orang seperti itu tetap berkuasa. Prof Martha memuji perilaku orang-orang indonesia yang mulai kembali ke pertanian untuk pembangunan yang berkelanjutan, karena menurutnya orang-orang di Amerika akan mati dan di indonesialah yang akan selamat (sambil tertawa).

Untuk masalah demokrasi Prof.Marta menjelaskan setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebebasan berfikir dalam masyarakat demokrasi. Yang pertama komitmen untuk membela kebenaran, kedua jujur secara intelektual yaitu dengan mengetahui batas masing-masing tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, ketiga menghargai orang yang bertentangan dengan kita dengan cara sabar terhadap sesuatu yang tidak jelas dan kompleks. Setelah semua itu barulah kita masuk ke tahap selanjutnya yaitu menjadi masyarakat yang toleran yang menerima perbedaan dan pertentangan.[]

*) Penulis adalah mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam IAIN SNJ Semester 8, dan aktif sebagai relawan pendamping belajar anak-anak di Sekolah Alam Wangsakerta


Bagikan

Kontak

Informasi lebih lanjut

yayasan.wangsakerta@gmail.com

Jl. Jeunjing RT 06/RW 01 Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon 45145

Formulir Kontak

Yayasan Wangsakerta
Yayasan Wangsakerta

Mewujudkan masyarakat yang cukup pangan, cukup energi, cukup informasi, dan mampu menentukan diri sendiri.

Profil

Siapa Kami

Ngenger - Sekolah Alam

© 2022 - 2024 Yayasan Wangsakerta. All rights reserved. Design by Studiofru